Memahami apa Makna dari sebutan Dzat Allah

Menjawab Allah sebagai Dzat
Antek FFI said :

Dzat dengan zat itu beda. Jika Allah.swt disamakan dengan zat, yg notabene adalah ciptaan-Nya sendiri, maka itu amat mustahil. Atom diciptakan oleh Allah.swt masa Dia sendiri “mencipta” dirinya dengan atom? Masuk akal nggak mobil diciptakan sama mobil? Makanya, pelajari dulu struktur linguistik bahasa Arab tentang Dzat. Baru lo buka wacana disini, tentunya dengan tujuan mencari fakta dan penjelasan, bukan offensive orientation![/quote]

Nah, itulah tugas anda untuk menjelaskan DZAT Allah kepada kami, secara linguistik , dan jangan lupa bawa literatur yang sahih.

Kami non muslim tidak mengerti bahasa Arab Klasik kecuali Hillman, Murtad Mama, Noor, muslimpun tidak ada yang mengerti benar bahasa Arab Klasik.

Mohon penjelasannya, mudah mudahan saya berjumpa orang yang mengerti bahasa Arab Klasik dan dapat memberi pencerahan mengenai DZAT.

Apakah Dzat tersebut mempunyai kepribadian?

Apakah Dzat tersebut berbentuk RUH?

Apakah Dzat tersebut pernah menampakan diri?

Apakah Dzat tersebut berbentuk materi?

Apakah Dzat tersebut memiliki energi/power?

Apakah Dzat tersebut pernah membuktikan powernya(tanpa bantuan FPI) adalah POWER OF GOD?

Nih, ana ketemu alasan-alasan kenapa muslimer ga bisa menjelasin secara ilmiah apa itu dzat auloh

Larangan Berfikir tentang Dzat Allah

1. DALIL AL QUR’AN

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka “.(Q.S. Ali Imran : 190-191)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”. (Q.S. Yunus : 101)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (Q.S. Shaad : 27)

2. DALIL AS SUNNAH

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

” Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan jangan sekali-sekali engkau berfikir tentang Dzat Allah ” (Hadits hasan, Silsilah al Ahaadiits ash Shahiihah)

nih lagi: Kata dzat yang disandarkan pada Allah kita ketemukan pada sabda Nabi saw, “Tafakkaruu fi khalkillah walaa tafakkarua fi dzatihi” (= berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah tapi jangan berpikir mengenai DzatNya). pertanyaannya: darimana si momet itu mendapat istilah auloh itu dzat?

:::::::))))))))))))))))))))))))) (* ((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((( (*
Jawaban akan kita mulai Dengan sebuah Hadist dan Suarah Al-Ikhlas.
Dalam sebuah hadits riwayat al-Hafizh al-Baihaqi dari sahabat ‘Abdullah ibn ‘Abbas bahwa segolongan kaum Yahudi datang kepada Rasulullah. Mereka berkata: “Wahai Muhammad, beritahukan kepada kami sifat Tuhanmu yang engkau sembah!”.
Mereka bertanya bukan karena ingin mengetahui hal sebenarnya atau ingin memperoleh petunjuk, tapi hanya sekedar ingin mengingkari lalu mengolok-oloknya. Kemudian turunlah Qs Al-Ikhlas ayat 1 hingga ayat 4.  Rasulullah  bersabda: “Inilah sifat Tuhanku”.

Dengan nama ALLAH yang maha pengasih dan penyayang.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
(Qs Al-ikhlas 112:1)
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
للَّهُ الصَّمَدُ
(Qs Al-ikhlas 112:2)
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
(Qs Al-ikhlas 112:3)
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ
(Qs Al-ikhlas 112:4)
dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.
صَدَقَ اللَّهُ الْعَظِيْمِ
Maha benar Allah,dengan segala firmanNya.
♡۞▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬۞♡۞▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬۞♡
          Surat al-Ikhlas ini turun sebagi jawaban atas pertanyaan orang-orang Yahudi tersebut. Meskipun hanya terdiri dari empat ayat yang pendek namun mengandung makna yang sangat luas dan mendalam dalam ketauhidan Allah.
Ayat pertama merupakan ikrar dan penegasan bahwa tidak ada sekutu bagi Allah.
Artinya tidak ada keserupaan bagi-Nya. Dia Maha Esa pada dzat-Nnya.
Makna “Dzat Allah” artinya “hakikat Allah”. Makna “Dzat” di sini bukan dalam pengertian bentuk atau benda. Pengertian bahwa Dzat Allah  Esa ialah bahwa Dzat Allah tidak menyerupai dzat-dzat makhluk-Nya. Karena Dzat Allah azali; ada tanpa permulaan, sedangkan dzat-dzat selain-Nya baharu; memiliki permulaan, yaitu ada dari tidak ada. Oleh karena itu, Allah  mensifati dzat-Nya sendiri dalam al-Qur’an dengan firman-Nya:

هُوَ الأوَّلُ (الحديد:4)
“Hanya Dia (Allah) al-Awwal (ada tanpa permulaan)”. (QS. al-Hadid: 4)

            Kemudian Allah maha Esa pada Sifat-Sifat-Nya. Artinya bahwa sifat-sifat Allah tidak menyerupai sifat-sifat makhluk-Nya. Allah  berfirman:

وَللهِ المَثَلُ الأعْلَى (النحل:6)
“Dan bagi Allah sifat-sifat yang tidak menyerupai sifat selain-Nya”.(QS. an-Nahl: 6)

         Sebagaimana kita wajib meyakini bahwa Dzat Allah Azali; tidak bermula, maka demikian pula dengan semua Sifat-Sifat-Nya,
 <
Dia pencipta segala perbuatan manusia, baik perbuatan yang mengandung unsur ikhtiar (al-Af’al al-Ikhtiyariyyah), seperti makan, minum, dan lainnya, ataupun perbuatan yang tidak mengandung unsur ikhtiar (al-Af’al al-Idlthirariyyah), seperti detak jantung, rasa takut, dan lainnya. Inilah makna yang tersirat dalam firman Allah:

قُلْ إنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ (الأنعام:152)
“Katakanlah (Wahai Muhammad): Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah milik Allah, Tuhan seluruh alam”.(QS. al-An’am:162)

Shalat dan ibadah adalah dua diantara perbuatan-perbuatan  yang mengandung unsur usaha, ikhtiar dan kehendak dari manusia. Sedangkan hidup dan mati adalah sesuatu yang terjadi di luar kehendak manusia, keduanya hanya menjadi wewenang dan kehendak Allah. Dalam doa tersebut ditegaskan bahwa shalat dan ibadah, serta hidup dan mati, pada hakikatnya adalah milik Allah dan hanya dicitakan hanya oleh Allah saja.

            Ayat kedua dari surat QS. al-Ikhas di atas mengandung makna bahwa Allah Maha Kuasa atas seluruh alam ini.
Dia tidak membutuhkan kepada sesuatu apapun dari makhluk-Nya. Sebaliknya, seluruh makhluk-Nya selalu membutuhkan kepada-Nya. Allah  tidak mengambil manfaat sedikitpun dari perbuatan-perbuatan makhluk-Nya, dan mereka sedikitpun tidak dapat mencelakakan-Nya atau membuat madharat terhadap-Nya. Seandainya seluruh makhluk ini ta’at kepada Allah, maka hal tersebut tidak akan menambah kekuasaan-Nya dan kemuliaan-Nya sedikitpun.
Demikian pula bila seluruh makhluk berbuat maksiat kepada-Nya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan dan keagungan Allah sedikitpun.
Allah menciptakan para Malaikat bukan untuk mendapatkan bantuan dari mereka. Demikian pula Ia menciptakan ‘arsy bukan untuk menjadikan tempat bagi dzat-Nya, tetapi untuk menampakkan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya. Tentang hal ini al-Imam ‘Ali ibn Abi Thalib berkata:

إنَّ اللهَ خَلَقَ العَرْشَ إظْهَارًا لِقُدْرَتِهِ وَلَمْ يَتَّخِذْهُ مَكَانًا لِذَاتِهِ (رَوَاهُ أبُو مَنصُور البَغدَاديّ فِي الفَرْقِ بَيْنَ الفِرَق)
“Sesungguhnya Allah  menciptakan ‘arsy untuk menunjukkan kekuasaan-Nya dan bukan untuk menjadikannya tempat bagi Dzat-Nya”. (Diriwayatkan oleh Abu Manshur al-Baghdadi dalam al-Farq Bain al-Firq)[1].

            Ayat ketiga dari QS. al-Ikhlash memberikan penjelasan dalam penafian, peniadaan dan pengingkaran terhadap keyakinan yang menyebutkan bahwa Allah sebagai benda (Jism).
Juga bantahan terhadap keyakinan bahwa Allah mempunyai bagian-bagian yang terpisah-pisah dari-Nya. Sekaligus, penjelasan dalam menafikan bahwa Allah sebagai bagian dari sesuatu yang lain.

Dalam ayat ke tiga ini secara jelas dinyatakan bahwa Allah  bukan sebagai “asal” atau “bahan” (Walid) bagi sesuatu, dan juga bukan “cabang” (Walad) dari sesuatu yang lain.
((((((((((((Ayat ini berisi bantahan terhadap doktrin Trinitas yang diyakini orang-orang Kristen.)))))))))))
Doktrin yang menyatakan ada tiga unsur ketuhanan yang kesemuanya kembali pada unsur yang tunggal.
Ayat QS Al-Ikhlash: 4 ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah  tidak menyerupai makhluk-Nya. Bahwa Allah bukan sebagai Hajm Lathif, juga bukan sebagai Hajm Katsif, dan bahwa Allah tidak disifati dengan sifat-sifat benda tersebut.
          Dan pada Ayat keempat dari QS. Al-Ikhlashdiatas merupakan penjelasan bahwa Allah tidak meyerupai segala makhluk-Nya. Ayat tersebut merupakan ayat Muhkamat; artinya merupakan ayat yang jelas maknanya dan tidak mengandung faham takwil. Pemaknaan ayat ini sama dengan pemaknaan ayat Muhkamat lainnya, yaitu dalam firman Allah:
:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلبَصِيْرُ

( الشورى : 11 )

” Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia ( Allah ) , dan Dia Maha Mendengar , Maha Melihat ” . ( QS. As Syuuraa : 11 )

Maka kalau kita menyebut Dzatullah (Dzat Allah), tidak berarti dzat di sini sama dengan ciptaan-Nya (zat cair, zat gas, cat padat). Sama seperti ketika kita mengatakan bahwa Allah mendengar, bukan berarti mendengar seperti makhluknya dengan indera dengar (telinga misalnya).

Kata Dzat yang disandarkan pada Allah kita ketemukan pada sabda Nabi saw, “Tafakkaruu fi khalkillah walaa tafakkarua fi dzatihi” (= berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah tapi jangan berpikir mengenai DzatNya).

Berpikir tentang ciptaan Allah akan menyadarkan kita bahwa Allah itu ada; eksistensi Allah itu nyata.

Tapi jangan sampai kita berpikir tentang Dzat Allah atau sosok Allah. Mengapa? Kita tak akan pernah mampu.

Bukankah Dia Mutlak (Absolute). Tak terbatas oleh ruang dan waktu; termasuk tak terbatas oleh alam pikiran manusia. Sementara manusia serba relatif. Ambil contoh, mata kita hanya untuk melihat benda mati saja sudah tertipu; tongkat lurus yang tertancap di air jernih bukankah kelihatan patah?

Bagaimana mata yang relatif ini akan mampu melihat Dzatullah yang tak terbatas itu? Maka pengetahuan kita tentang Dzat Allah tidak lain sebatas informasi yang dia berikan kepada kita: bagaimana sifatNya, apa namaNya; apa kehendakNya, dan sebagainya. Semua itu diinformasikan Allah melalui Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.

Jika kita memaksakan diri untuk “mewujudkan” sosok tuhan dalam pikiran kita, pasti akan salah. Sebab, bukankah selama ini pengetahuan kita selalu berdasar persepsi yang menyandar pada apa saja yang pernah kita lihat?

Mengapa ada tuhan yang “diwujudkan” dengan empat tangan oleh para penganut agama PAGANISME Karena sang pewujud dipengaruhi oleh persepsi mereka bahwa tuhan itu berkuasa dan kekuasaan itu,

Seperti gambaran kekuasaan manusia, disimbolkan dengan tangan.

Jadi, kembali lagi yang dimaksud Dzatullah adalah wujud Allah, yang wujud itu tak mungkin bisa  digambarkan, atau didefinisikan oleh manusia.

Kata Dzat selalu dirangkai dengan sifat Kemahaan-Nya dipakai untuk menyebut kata ganti Allah SWT Pencipta Jagat Raya. Sedangkan hakikat Allah tidak dapat ditangkap dengan indera makhluk-Nya. Allah tidak  sama dengan zat-zat yang diciptakan-Nya.

“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS.Al-Ikhlas:4)

Seharusnya para kafir malu menuduh Allah itu berupa benda atau zat. Sebab dalam alkitab cetakan lama ( hehee… biasalah kitab sering diamandemen) Tuhan secara tegas digambarkan sebagai “zat”

“Maka oleh sebab kita dijadikan Allah, tiadalah patut kita menyangkakan ZAT ALLAH itu serupa dengan emas dan perak atau batu yang berukir dengan kepandaian dan akal manusia” (Kisah Para Rasul 17:29, Alkitab Terjemahan Lama, LAI Jakarta 1960)

Bahkan Tuhan dalam sejarah Bible digambarkan  dengan bentuk dan tingkah aneh-aneh dan tidak masuk akal, contoh:

-Tuhan turun ke bumi menjadi manusia, lalu duel dengan Nabi Yakub sampai Tuhan kalah (Kejadian 32:28). Hmm.. Tuhan ngapain duel dengan nabi segala?! kalah pula.
 :D
-Tuhan menjelma menjadi burung merpati yang terbang di atas sungai (Yohanes 1:32)

-Tuhan menjadi manusia Yesus yang dikejar tentara, tertangkap dan disiksa sampai mati di kayu salib (Yohanes 1:40, Matius 27:50, Markus 15:32, Lukas 23:46, Yohanes 19:30)

Dan inilah sifat” diskriminatif dan Lucu ketuhan kristen lainya:
Tuhan meracuni orang asing.
Alkitab, yang konon merupakan firman Tuhan, di dalamnya banyak ditemukan ayat-ayat Tuhan yang sangat menggelikan jika dibaca. Benarkah ayat-ayat berikut ini merupakan firman Tuhan???
1. KITAB ULANGAN: Tuhan meracuni orang asing.  
14:21 Janganlah kamu memakan bangkai apapun, tetapi boleh kauberikan kepada pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kaujual kepada orang asing; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam air susu induknya.”
(Hah? Tuhan mau meracuni bangsa asing? Rasialis!)
2. KITAB KEJADIAN: Tuhan capek dan beristirahat (lebih jelas, lihat Kitab Keluaran 31:16-17).**
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
(Tuhan capek lalu istirahat seharian? Emangnya buruh yang harus libur sehari dalam seminggu?)
3. KITAB KEJADIAN: Adam dan Hawa bermain petak umpet dengan Tuhan.
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9 Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?”
3:10 Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”
(Tuhan berpatroli lalu Adam dan Hawa bersembunyi?)
4. KITAB KEJADIAN: Tuhan menggauli Sara. 
21:1. TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.
21:2 Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.
(Hah? Tuhan menggauli Sara?)
5. KITAB KEJADIAN: Roh Allah melayang-layang. 
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
(Bagaimana penulis Alkitab bisa tahu kalau “Roh Allah” melayang-layang di atas air?)
6. KITAB KEJADIAN: Rupa Allah.  
1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
(Rupa manusia seperti rupa Allah?)
7. KITAB KEJADIAN: Tuhan lebih dari satu. 
3:22 Berfirmanlah TUHAN Allah: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.”
(Memangnya Tuhan Allah ada berapa ya?)
8. KITAB KEJADIAN: Tuhan menyesal dan pilu. 
6:6-7 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.”
(Tuhan menyesal? Hati Tuhan pilu?)
Dsb.
Hadeuch pelecehan berat kepada Tuhan ini namanya:
Gambar
Alkitab menyebutkan Allah sebagai roh, perhatikan ayat ini:

“Allah itu roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24)

Jika Allah itu roh, maka konsep Ketuhanan akan semakin tidak jelas dan sangat melecehkan Tuhan. Tuhan digambarkan dalam bentuk yang sangat HINA.

“Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita meliputi samudera raya, dan ROH ALLAH MELAYANG-LAYANG DI ATAS PERMUKAAN AIR” (Kejadian 1:2)

Hah… roh Tuhan melayang-layang….

“Maka aku melihat ditengah-tengah tahta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tahta itu berdiri SEEKOR ANAK DOMBA SEPERTI TELAH DISEMBELIH, BERTANDUK TUJUH DAN BERMATA TUJUH, ITULAH KETUJUH ROH ALLAH YANG DIUTUS KE SEURUH BUMI” (Wahyu 5:6)

Sehina itukah bentuk roh Tuhan. Seharusnya mereka memikirkan sudah sempunakah konsep Ketuhanan dalam agama mereka sebelum mencari-cari cela Islam.

Konsep Ketuhanan Allah dalam Islam sudah sangat mapan, tak ada lagi yang perlu dipermasalahkan bagi orang-orang yang berpikir.

Wallahualam bishawab.
Padahal sebenarnya jika orang-orang Kristen benar-benar mempelajari kitabnya,maka tentu mereka akan dapat mengetahui bahwa Allah itu memang tidak dapat dilihat!! Dan tidak ada seorang Manusiapun yang dapat melihat Tuhan!!! Tetapi paulus malah mendustai mereka dg mengaku melihat Tuhan!
Inilah beberapa ayat-ayat didalam Alkitab yang menyatakan bahwa MANUSIA TIDAK AKAN SANGGUP MELIHAT TUHAN & SECARA JELAS TERTERA BAHWA TIADA MANUSIA YG PERNAH MELIHAT TUHAN.!!
Keluaran 33: 20
“Dan Tuhan berfirman: Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku yang dapat hidup.”
Yohanes 1: 18
“Tak seorangpun pernah melihat Tuhan.”
1 Timotius 6: 16
“Tuhan tidak pernah dilihat manusia, dan manusia memang tidak dapat melihat-Nya…”
Bapa(Allah) yang mengutus Aku(Yesus), Dialah yang bersaksi tentang Aku.
(((((((((((((((Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, RUPA-Nyapun tidak pernah kamu lihat)))))),
(Yohanes 5:37)
Tapi sayang,semua ayat diatas dianggap Sebagai
ayat SAMPAH!!! yang tidak digunakan oleh umat kristen!
Yang mana apabila sudah tidak sesuai dg kehendak hati dan Zaman ,lalu ayat-ayat tersebut tidak dipakai dan harus Dibuang atau Diabaikan..!!!
Apa yang membuat mereka bisa seperti itu???!!!
Kalau bukan Doktrin
PAULUS si ANTIKRISTUS itu,apalagi!!!
))))))))))))))))))))) (*
✉ ✉ ✉
Di antara Imam terkemuka di kalangan Ahlussunnah, al-Imam Ahmad ibn Hanbal, dan al-Imam Dzu al-Nun al-Mishri yang seorang sufi kenamaan, juga salah seorang murid terkemuka al-Imam Malik ibn Anas, berkata:

مَهْمَا تَصَوَّرْتَ بِبَالِكَ فَاللهُ بِخِلاَفِ ذلِكَ (رَوَاهُ عن الامَام أحْمَد أبُو الفَضْل التَّمِيْميّ فِي اعتقاد الامام المُبَجَّل أحمَد بن حَنْبَل وَرَواهُ عنْ ذَي النُّون المِصْريّ الخَطيبُ البَغْدَاديّ في تَاريْخ بَغْدَاد)
“Apapun yang terlintas dalam benakmu tentang Allah, maka Allah  tidak seperti demikian itu”. (Dikutip dari al-Imam Ahmad ibn Hanbal oleh Abu al-Fadl al-Tamimi dalam kitab I’tiqad al-Imam al-Mubajjal Ahmad ibn Hanbal. Dan diriwayatkan dari al-Imam Dzu al-Nun al-Mishri oleh al-Hafizh al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad)
Allah SWT berfirman:
))))))))))))))))))*
Didalam Alquran sangat jelas dituliskan:
Bahwa “Allah itu tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata makhluk”Nya, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
(QS Al-An’am 6:103)
Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak NAMPAK
oleh mereka, mereka akan memperoleh AMPUNAN dan pahala yang besar.
(Qs 67:12)
)))))))))))))))))))))*

            Semoga kita termasuk Ahl al-Ma’rifah dan mengimani Allah dengan seteguh-teguhnya keimanan seperti yang telah digariskan Rasulullah dan para sahabatnya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar