JUNGKIR BALIK AYAT ALKITAB TENTANG ISMAIL ATAU ISHAK???
Maka tatkala anak
itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS Ash Shaffat :102)
Pada
QS Ash Shaffat :102, disebutkan bahwa tatkala usia anak yang
dilahirkan pertama tersebut, dalam hal ini adalah Ismail sudah mencapai
usia yang cukup untuk mengerti, maka Allah mengadakan ujian bagi
Ibrahim antara kecintaannya terhadap Allah dan kecintaannya terhadap
anak yang selama ini sudah dia nanti-nantikan.
Kisah
ini jika kita kembalikan pada kitab Kejadian, sangat bersesuaian,
dimana pada usia Ismail yang sudah lebih dari 10 tahun itu, beliau
sudah cukup mengerti untuk berpikir dan tengah meranjak menuju kepada
fase kekedewasan.
Ibrahim
yang mendapatkan perintah dari Allah itu, melakukan dialog tukar
pikiran dengan putranya mengenai pengorbanan yang diminta oleh Allah
terhadap diri anaknya ini. Lalu bagaimana dengan penuturan Taurat, kita
lihat dibawah ini :
Kejadian 22:2
“Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak,
pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai
korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
Dari
sini saja kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa Kitab Kejadian
22:2 sudah mengalami distorsi dengan penyebutan anak tunggal itu
adalah Ishak (Isaac).
Kejadian 16:16
“Abraham berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.”
Kejadian 21:5
“Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya.”
JADI SELISIH USIA ISMAIL DAN ISHAK JIKA DIHITUNG DARI UMUR AYAHNYA: 100 – 86 = 14 TAHUN
Berdasarkan
kedua ayat itu, maka anak Ibrahim yang lahir lebih dahulu ialah
Ismail; Jika Kejadian 22:2 menerangkan bahwa firman Tuhan kepada
Ibrahim untuk mengorbankan “anak tunggal”, jelas pada waktu itu anak
Ibrahim baru satu orang. Lalu kemana anak yang satunya lagi ? Padahal
kedua anak tersebut masih sama-sama hidup !
Jadi
seharusnya ayat yang menerangkan kelahiran Ishaq itu letaknya sesudah
ayat pengorbanan. Jadi setelah ayat yang menceritakan pengorbanan
barulah diikuti oleh ayat kelahiran Ishak. Inilah yang disebut dengan
“tahrif” oleh al-Qur’an, yaitu mengubah letak ayat dari tempatnya yang
asli ketempat lain sebagaimana yang disitir oleh QS An Nisa’ ayat 46 :
QS An-Nisa 46
“Diantara orang-orang Yahudi itu, mereka mengubah perkataan dari tempatnya…”
Dengan
begitu semakin jelas saja bahwa Taurat memang mengandung tahrif
(pengubahan, penambahan, pengurangan dsb), dan jelas pula bahwa kitab
yang sudah diubah-ubah itu tidak dapat dikatakan otentik dari Tuhan
melainkan merupakan kitab yang terdistorsi oleh ulah tangan-tangan
manusia.
Orang
Kristen berargumen bahwa penyebutan Ishak sebagai anak tunggal
Ibrahim tidak lain karena Ismail terlahir dari budak dan merupakan
anak tidak sah….. menurut saya pendapat ini konyol dan tidak
beralasan… sebab Kitab Kejadian 16:3 secara jelas menyebutkan bahwa
sebelum Hagar melahirkan Ismail, ia telah di nikahi secara sah oleh Ibrahim.
Kejadian 16:3
“Jadi
Sarai, isteri Abraham itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir
itu, —yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah
Kanaan—,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.”
Adapula
orang Kristen yang membantah dengan merujuk Kejadian 21:12 bahwa yang
dimaksud dengan keturunan Ibrahim adalah yang berasal dari benih
Sarah :
“Tetapi
Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal
anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu,
haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu
ialah yang berasal dari Ishak”. (Kejadian 21:12)
Tetapi pernyataan ini tertolak sendiri dengan ayat berikutnya yaitu Kejadian 21:13
Kejadian 21:13
“Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu”
Sehingga
yang dimaksud oleh ayat Kejadian 21:13 bukan soal “Ishak adalah anak
asli keturunan Ibrahim dan menjadi anak tunggalnya” namun karena
masalah warisan Ibrahim sebagaimana isi dari ayat Kejadian 21:9-10
Kejadian 21:9-10
“Pada
waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan
Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri..
Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta
anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama
dengan anakku Ishak.”
Seandainya
Kristen berargumentasi bahwa Ismail diusir Ibrahim, atau karena
Ibrahim membenci Ismail….. jawaban saya atas pernyataan tersebut
adalah “itu adalah kedustaan para pendeta Yahudi yang mengedit
Taurat”!…. Ibrahim tidaklah mengusir Hajar (Kejadian 21:11 itu ayat
editan Yahudi saja)…. Bahkan sebenarnya hubungan antara Ibrahim,
Ismail, dan Ishak sangat erat. Taurat mencatat setelah Ibrahim wafat,
anak-anaknya (termasuk Ismail) menguburkan ayahnya bersama-sama. Ini
menandakan hubungan keakraban mereka.
Kejadian 25:7-9
“Abraham
mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun, lalu ia meninggal…..Dan
anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua
Makhpela…..”
Bila
memang benar Sarah cemburu dan mengusir mereka, itu adalah masalah
lain. Namun yang terpenting adalah Ibrahim, Ismail, dan Ishak saling
mencintai satu sama lain. Kita bisa sama-sama melihat hubungan antara
Ishak dan Ismail yang sangat akrab, melalui pernikahan antara anak Ishak
(Esau bin Ishak) dan anak Ismail (Mahalat bin Ismail dan Basmat bin
Ismail).
Kejadian 28: 8-9
“maka
Esaupun menyadari, bahwa perempuan Kanaan itu tidak disukai oleh
Ishak, ayahnya. Sebab itu ia pergi kepada Ismael dan mengambil Mahalat
menjadi isterinya, di samping kedua isterinya yang telah ada. Mahalat
adalah anak Ismael anak Abraham, adik Nebayot.”
Kejadian 36:2-3
“Esau mengambil….. Basmat, anak Ismael, adik Nebayot.”
Ishak
menginginkan agar keturunannya tidak bercampur dengan darah bangsa
lain. Oleh karena itu Esau memperistrikan anak Ismail. Jadi
kesimpulannya anak-anak Ismail adalah bangsa Ibrani juga. Ishak tidak
akan membiarkan Esau memperisti anak Ismail jika Ishak menganggap anak
Ismail adalah bukan Ibrani. Jadi Ibrani bukanlah hanya dialamatkan
untuk bangsa Israel saja, melainkan bangsa-bangsa lain yang sedarah
dengan Ibrahim.
Anak Remaja atau masih Balita ? Bukti Taurat Hasil Editan Yahudi
Untuk
lebih mempertajam analisa saya mengenai kebenaran isi ayat al-Qur’an
yang menyebutkan bahwa alkitab itu sudah terdistorsi oleh
tangan-tangan jahil manusia, maka pada kesempatan ini sayapun akan
memperlihatkan bukti-bukti lain mengenainya yang masih berhubungan
erat dengan kasus Ismail dan Ishak ini.
Pengusiran
Ismail dan Ibunya, Hajar yang dilakukan oleh Sarah sebagaimana yang
dimuat didalam Kitab Kejadian terjadi pada waktu Ishak masih disapih
karena ketakutan Sarah akan ikut terjatuhnya warisan ketangan Ismail
yang juga merupakan putra dari Ibrahim (Lihat Kejadian 21:8-10).
Kejadian 21:8-10
“Bertambah
besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan
besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa
anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang
main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham:
“Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak
akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”
Silahkan Anda perhatikan, betapa Kejadian 21:8-10 kontradiksi dengan Kejadian 21:14-21
Kejadian 21:14-21
14. Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
15. Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
16.
dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya:
“Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ,
menangislah ia dengan suara nyaring.
17.
Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari
langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan,
Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu
dari tempat ia terbaring.
18. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.”
19.
Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia
pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.
20. Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
21. Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.
Kejadian
21:8-10 menceritakan Ismail sudah dewasa (sekitar berumur 16 tahun
lebih) dan bermain dengan Ishak yang masih balita, hal ini membuat Sarah
marah dan mengusir Ismail.
Keesokan
harinya….nah inilah yang aneh…. cerita Kejadian 21:14-21 justru
menceritakan hal yang bertentangan dengan ayat yang sebelumnya
diceritakan.
Kenapa bertentangan ?
Karena
dalam Kejadian 21:14-21 digambarkan seolah-olah Ismail masih seorang
bayi yang digendong dibahu ibunya, kemudian Ismail yang menurut kitab
Kejadian sendiri saat itu sudah berusia 16 tahun. Tentang selisih usia
Ismail & Ishak sudah saya bahas di atas yaitu 14 tahun + usia
ishak ketika disapih sekitar dua tahun maka usia Ismail ketika itu 16
tahun yang notabene sudah cukup dewasa kembali digambarkan bagai anak
kecil yang mesti dibaringkan dibawah semak-semak (Kejadian 21:15) lalu
diperintahkan untuk diangkat, digendong (Kejadian 21:18). Kalau
Ismail sempat bermain dengan Ishak, berarti usia Ismail sudah 16
tahun, jika keesokan harinya menjadi seorang bayi yg bisa digendong
dibahu ibunya lalu dibuang ke semak-semak sungguh cerita yg sangat
aneh bin ajaib.
Masa
iya sih Hagar harus menggendong seorang anak laki-laki “dewasa” yang
berusia 16 tahun, apa tidak terbalik seharusnya Ismail yang
menggendong Hagar ?
Kemudian
disambung pada Kejadian 21:20 seolah Ismail masih sangat belia sekali
sehingga dikatakan “…Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah
besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah”.
Jadi
dari sini saja sudah kelihatan telah terjadi kerusakan dan manipulasi
sejarah dan fakta yang ada pada ayat-ayat Taurat, jelas sudah Taurat
adalah kitab suci editan para pendeta Yahudi.
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya…..” (QS.An-Nisa:46)
Kristener
juga sering membantah kalimat “untuk diangkat, digendong… ” yang
termuat didalam kitab Kejadian ini adalah dalam bentuk kiasan, jadi
disana jangan diartikan secara harfiah, karena maksud yang ada pada ayat
itu bahwa nasib hidup dan makan dari Ismail ada dipundak Hagar.
Padahal
jika kita mau melihat kedalam konteks ayat-ayat aslinya, akan
nyatalah bahwa apa yang dimaksudkan dengan bentuk kiasan tersebut sama
sekali tidak menunjukkan seperti itu.
Mari kita kupas :
Kejadian 21:14 (Alkitab LAI 1974)
“Keesokan
harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan
memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas
bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah
Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Tidak
lupa saya akan mengutip juga beberapa terjemahan ayat diatas didalam
beberapa versi alkitab yakni Douay Rheims Bible (DRB), English
Standard Version (ESV), dan King James Version (KJV) :
(DRB)
So Abraham rose up in the morning, and taking bread and a bottle of
water, put it upon her shoulder, and delivered the boy, and sent her
away. And she departed, and wandered in the wilderness of Bersabee.
(ESV)
So Abraham rose early in the morning and took bread and a skin of
water and gave it to Hagar, putting it on her shoulder, along with the
child, and sent her away. And she departed and wandered in the
wilderness of Beersheba.
(KJV)
And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a
bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder,
and the child, and sent her away: and she departed, and wandered in
the wilderness of Beersheba.
Jadi
menurut Taurat, Ibraham mengambil roti serta sekirbat air dan
memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas
bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi
Lihat
kalimat bahasa Inggris tidak menyebutkan Hagar dan Ismail tetapi
hanya menyebutkan kata “…and sent HER away: and SHE departed, and
wandered”
Jadi
jelas yang diusir dan berjalan disana adalah Hagar sendirian, sebab
Ismail ada dalam gendongan Hagar. Mustahil anak berusia 16 tahun
digendong!!
Lalu kita lanjutkan pada kalimat berikutnya :
Kejadian 21:15 Alkitab LAI 1974
“Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,”
(DRB) And when the water in the bottle was spent, she cast the boy under one of the trees that were there.
(ESV) When the water in the skin was gone, she put the child under one of the bushes.
(KJV) And the water was spent in the bottle, and she cast the child under one of the shrubs.
Jadi
semakin jelas, ketika bekal air didalam kirbat sudah habis, lalu
Ismail (yang secara jelas disebut sebagai THE CHILD dan THE BOY) yang
digendong itu diturunkan dari tubuhnya dan dibaringkan dibawah pohon.
Apakah
masih mau bersikeras dengan mengatakan kalau kata “menggendong atau
memikul” THE CHILD disana bukan dalam arti yang sebenarnya ?
Lalu
kita lihat sendiri pada ayat-ayat berikutnya dimana Hagar akhirnya
mendapatkan mata air dan memberi minum kepada anaknya (THE CHILD) yang
menangis kehausan lalu anak tersebut dibawah bimbingan Tuhan meranjak
dewasa, jadi anak itu pada masa tersebut belumlah dewasa, padahal
usianya kala itu sudah hampir 17 tahun.
Lelucon Kejadian pasal 22
Ada 3 poin utama yang harus di perhatikan mengenai lokasi tempat tinggal :
Hajar dan Ismail melewati Bersyeba (kejadian 21:14), kemudian tiba dan berdomisili di Paran (Kejadian 21:21)
Peta Timur Tengah
#
Ibrahim sedang berada di Bersyeba (Kejadian 21:33) # Sarah dan Ishak
berdomisili di Hebron, Sarah wafat di Hebron (kejadian 23:2)
Peta Bersyeba dan Hebron
Pada pasal 22,
langsung
disebutkan bahwa nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih
anak tunggalnya. Artinya Ibrahim masih berada di Bersyeba.
Kejadian pasal 22
1. Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.”
2.
Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana
sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan
kepadamu.”
3.
Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana
keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya;
ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia
dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
4. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
5.
Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini
dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan
sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.”
6.
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan
memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya
dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
7.
Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham:
“Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi
di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?”
8.
Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban
bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
9.
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu
Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya
Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
10. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.”
12.
Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan
dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan
engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku.”
13.
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya,
yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu,
lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
14.
Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai
sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”
15. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
16.
kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri—demikianlah firman
TUHAN—:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
17.
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat
keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir
di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
18. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”
19.
Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka
bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Bila kita simak dengan seksama, maka Kejadian pasal 22 memiliki dua keganjilan yakni :
Kejanggalan pertama
Kejadian
pasal 22 ini mengisahkan seolah-olah Ishak berada di Bersyeba.
Padahal tidak ada anak Ibrahim yang berdomisili di Bersyeba. Ishak dan
ibunya justru tinggal di Hebron.
Kejanggalan Kedua
Setelah
selesai ritual, pada Kejadaian 22:19 Ibrahim dan Ishak pulang ke
Bersyeba. Jadi seolah-olah Sarah berdomisili di Bersyeba. Padahal Taurat
mencatat Sarah berdomisili di Hebron hingga wafatnya (Kejadian
23:1-2).
Kesimpulannya :
Seandainya
Ishak yang disembelih, seharusnya Kejadian pasal 22 menceritakan
kepulangan Ibrahim ke Hebron, tempat tinggal Sarah, untuk membawa Ishak
yang hendak dikurbankan. Kemudian setelah acara ritual pengurbanan
selesai, mestinya Ibrahim mengembalikan Ishak kepada ibunya di Hebron.
BUKAN DI BERSYEBA. Kedengkian pendeta Yahudi mengedit taurat sudah
terlalu jelas didepan mata. Pendeta Yahudi mengedit nama tempat Paran
(lokasi tempat tinggal Ismail) menjadi nama tempat tinggal Ishak. Namun
pendeta Yahudi terburu-buru mengedit Paran menjadi Bersyeba, padahal
harusnya Hebron. Serapat-rapatnya menutupi kebenaran akhirnya ketahuan
juga, itulah perumpamaan untuk pengedit Taurat.
Allah berfirman :
“Maka
kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis alkitab dengan
tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan
maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu.
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis
oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka,
akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS Al Baqarah 79)
“Hai
Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan,
dan banyak (pula yang) dibiarkannya. ” (QS Al Maa’idah 15)
“Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami
masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali.” (QS An Nisaa’ 115)
“….. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran” (QS Al Baqarah 269)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar