TANGGAPAN MUSLIM
Ditinjau dari sisi sejarah, ternyata khitan (sunat) telah dikenal kira-kira 100 tahun sebelum Masehi. Ada beberapa alasan mengapa orang melakukan sunat. Philo, seorang Yahudi, mengungkapkan empat alasan orang melakukan khitan (sunat) :
Ditinjau dari sisi sejarah, ternyata khitan (sunat) telah dikenal kira-kira 100 tahun sebelum Masehi. Ada beberapa alasan mengapa orang melakukan sunat. Philo, seorang Yahudi, mengungkapkan empat alasan orang melakukan khitan (sunat) :
1. Alasan kesehatan, untuk menghindari penyakit kelamin yang pada waktu dulu belum ditemukan obatnya.
2. Untuk mencapai kebersihan badan yang paling sempurna, terutama untuk kaum Paderi.
3. Suatu anggapan bahwa kelamin lelaki memiliki nilai yang sama dengan kasih (hati), sumber spritual dan intelektual.
4. Dengan bersunat berarti akan bertambah subur dan banyak anak.
Kejadian
17:12 menganjurkan anak lelaki dikhitan dalam usia 8 hari. Itulah
sebabnya Nabi Isa as. pun dalam usia 8 hari dikhitan, kemudian secara
resmi diberi nama Yesus (Lukas 2:21). Setelah itu, beliau dibawa ke Bait
Allah di Yerussalem untuk diserahkan kepada Tuhan (Lukas 2: 22 dan 27)
dan diberkati oleh Simeon ( Lukas 2 : 34 ).
Yesus
dikhitan di samping dasar hukumnya telah disebut di atas, juga
bersumber dari Imamat 12:1 s/d 8jo. Keluaran 13:2, sebagaimana para
nabi lainnya pun semuanya dikhitan. Mereka antara lain :
-
Adam ( Injil Barnabas 23 : 1 - 15 ). Maka tepatlah apa yang termaktub
dalam Yahya 7 : 22 ?Maka Musa sudah memberi kamu hukum bersunat itu,
bukan asalnya dari Musa, melainkan dari nenek moyangmu.?
- Ibrahim, Ismail, dan Ishak ( Kejadian 17 : 24 - 26 dan 21 : 4 )
- Sampai zaman Harun dan Musa, khitan tetap berlaku ( Keluaran 12 : 43 )
- Yahya ( Yohanes ) dan Yesus dikhitan dalam usia 8 hari ( Lukas 1 : 59 - 60 dan 2 : 21 - 22 )
-
Nabi Muhammad saw pun dikhitan, karena beliau dari kalangan Bani
Ismail (bangsa Arab) yang juga merupakan keturunan Nabi Ibrahim as.
Menurut riwayat yang shahih dari ulama ahli hadis, beliau dikhitan
sesudah berusia 7 hari, oleh Abdul Muthalib, yang kemudian diberi nama
Muhammad.
Hadits berikut meriwayatkan bahwa semua orang arab BERKHITAN.., Termasuk Rasulullah :
Ibnu
Abbas r.a. mengatakan bahwa Abu Sufyan bin Harb bercerita kepadanya,
bahwa Heraclius ( Herclius, Raja Rumawi Timur yang memerintah tahun 610 -
630 M ) berkirim surat kepada Abu Sufyan menyuruh ia datang ke Syam
bersama kafilah saudagar Quraisy ( Quraisy, nama suku bangsawan tinggi
di negara Mekkah).
Waktu
itu Rasullah saw, sedang dalam perjanjian damai dengan Abu Sufyan dan
dengan orang-orang kafir Quraisy ( Perjanjian damai, yaitu Perjanjian
Hudaibiyah yang dibuat tahun 6 H ).
Mereka
datang menghadap Heraclius di Ilia ( Ilia, yaitu Baitul Maqdis
(Jerusaalem) ) terus masuk ke dalam majlisnya, dihadapi oleh
pembesar-pembesar Rumawi. Kemudian Heraclius Memanggil orang-orang
Quraisy itu beserta Jurubahasanya.
Heraclius
berkata, " Siapa di antara Anda yang paling dekat hubungan
kekeluargaannya dengan laki-laki yang mengaku dirinya Nabi itu ?"
Jawab Abu Sufyan, " Saya ! Saya keluarga terdekat dengannya "
Berkata
Heraclius ( kepada jurubahasanya ). "Suruh dekat-dekatlah dia
kepadaku. Dan suruh pula para sahabatnya duduk dibelakangnya".
Kemudian
berkata Heraclius kepada jurubahasa, "Katakan kepada mereka bahwa saya
akan bertanya kepada orang ini (Abu Sufyan). Jika dia berdusta,
suruhlah mereka mengatakan bahwa dia dusta".
Kata
Abu Sufyan, "Demi Allah ! Jika tidaklah aku takut akan mendapat malu,
karena aku dikatakan dusta, niscaya maulah aku berdusta".
Pertanyaannya yang pertama, "Bagaimanakah turunannya dikalanganmu ?"
Aku jawab "Dia turunan bangsawan dikalangan Kami".
Heraclius, "Pernahkah orang lain sebelumnya mengumandangkan apa yang telah dikumandangkannya ?"
Jawabku, "Tidak pernah".
Heraclius, "Adakah diantara nenek moyangnya yang menjadi Raja ?"
Jawabku, "Tidak!"
Heraclius, "Apakah pengikutnya terdiri dari orang-orang mulia ataukah orang-orang biasa ?"
Jawabku, "Hanya terdiri dari orang biasa-orang biasa".
Heraclius, "Apakah pengikutnya semakin bertambah atau berkurang ?"
Jawabku, "Bahkan selalu bertambah".
Heraclius,
Adakah mereka yang Murtad ( Murtad, artinya kembali menjadi kafir
sesudah beriman ), karena mereka benci kepada agama yang dipeluknya itu
?"
Jawabku, "Tidak !"
Heraclius, "Apakah menaruh curiga kepadanya dia berdusta sebelum dia mengumandangkan ucapan yang diucapkannya sekarang ?"
Jawabku, "Tidak !"
Heraclius, "Pernahkan dia melanggar janji ?"
Jawabku,
"Tidak ! dan sekarang, kami sedang dalam perjanjian damai dengan dia.
Kami tidak tahu apa yang akan diperbuatnya dengan perjanjian itu".
Kata
Abu Sufyan menambahkan, "Tidak dapat aku menambahkan kalimat lain agak
sedikitpun selain kalimat itu ( Jawab Abu Sufyan tidak dicukupkanya
saja dengan kata "Tidak", tetapi ditambahkannya bahwa ia tidak tahu
apakah Nabi Muhammad masih setia kepada janjinya atau tidak.
Seakan-akan terbayang baginya kalau-kalau Nabi Muhammad melanggar janji
setelah meninggalkan Mekkah ).
Heraclius, "Pernahkah kamu berperang dengannya ?"
Jawabku, "Pernah".
Heraclius, "Bagaimana peperanganmu itu ?"
Jawabku, Kami kalah dan menang silih berganti. Dikalahkannya kami dan kami kalahkan pula dia".
Heraclius, Apakah yang diperintahkannya kepada kamu sekalian ?"
Jawabku,
"Dia menyuruh kami menyembah Allah semata-mata, dan jangan
mempersekutukan-Nya. Tinggalkan apa yang diajarkan nenek moyangmu!
Disuruhnya kami menegakan Shalat, berlaku jujur, sopan (teguh hati) dan
mempererat persaudaraan".
Kata
Heraclius kepada jurubahasanya, "Katakan kepadanya (AbuSufyan), saya
tanyakan kepadamu tenatng turunannya (Muhammad), kamu jawab dia
bangsawan tinggi. Begitulah Rasul-rasul yang terdahulu, diutus dari
kalangan bangsawan tinggi kaumnya".
Saya tanyakan, "Adakah salah seorang di antara kamu yang pernah mengumandangkann ucapansebagai yang diucapkannya sekarang ?"
Jawabmu, "Tidak !"
Kalau
ada seseorang yang pernah mengumandangkan ucapan yang diucapkannya
sekarang, niscaya aku katakan, "Dia meniru-niru ucapan yang diucapkan
orang dahulu itu".
Saya tanyakan, "Adakah di antara nenek moyangnya yang jadi raja ?"
Jawabmu, "Tidak Ada !"
Kalau
ada di antara nenek moyangnya yang menjadi raja, niscaya kukatakan,
"Dia hendak menuntut kembali kerajaan nenek moyangnya".
Saya tanyakan, "Adakah kamu menaruh curiga kepadanya bahwa ia dusta, sebelum ia mengucapkan apa yang ia ucapkannya sekarang ?"
Jawabmu, "Tidak !"
Saya yakin, dia tidak akan berdusta terhadap manusia apalagi kepada Allah.
Saya tanyakan, "Apakah pengikut terdiri dari orang-orang mulia ataukah orang-orang biasa ?"
Jawabmu, "Orang-orang biasa".
Memeng, mereka jualah yang menjadi pengikut Rasul-rasul.
Saya tanyakan, "Apakah pengikutnya bertambah banyak atau semakin kurang ?"
Jawabmu, "Mereka bertambah banyak".
Begitulah halnya IMAN hingga sempurna.
Saya
tanyakan, Adakah di antara mereka yang murtad karena benci kepada
agama yang dipeluknya, setelah mereka masuk ke dalamnya ?"
Kamu jawab, "Tidak !"
Begitulah Iman, apabila ia telah mendarah-daging sampai ke jantung-hati.
Saya tanyakan, "aAdakah ia melanggar janji ?"
Kamu jawab, "Tidak ?"
Begitu jualah segala Rasul-rasul yang terdahulu, mereka tidak suka melanggar janji.
Saya tanyakan, "Apakah yang disuruhkanya kepada kamu sekalian ?"
Kamu
jawab, "Ia menyuruh menyembah Allah semata-mata, dan melarang
mempersekutukan-Nya. Dilarang pula menyembah berhala, disuruhnya
menegakan ahalat, berlakujujur dan sopan (teguh hati)".
Jika
yang kamu terangkan itu betul semuanya, niscaya dia akan memerintah
sampai ketempat aku berpijak di kedua telapak kakiku ini. Sesungguhnya
aku telah tahu bahwa ia akan lahir. Tetapi aku tidak mengira bahwa dia
akan lahir diantara kamu sekalian. Sekiranya aku yakin akan dapat
bertemu dengannya, walaupun dengan susah payah aku akan berusaha datang
menemuinya. Kalau aku telah berada di dekatnya, akan kucuci kedua
telapak kakinya.
Kemudian
Heraclius meminta surat Rasullah saw, yang diantarkan oleh Dihyah
kepada pembesar negeri Bushra, yang kemudian diteruskan kepada
Heraclius. Lalu dibacakan surat itu, yang isinya sebagai berikut :
"Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad,
Hamba Allah dan Rasul-Nya. Kepada Heraclius, Kaisar Rumawi.
Kesejahteraan kiranya untuk orang yang mengikut petunjuk. Kemudian,
sesungguhnya saya mengajak Anda memenuhi panggilan Islam. Islamlah !
Pasti Anda akan selamat. Dan Allah akan memberi pahala kepada Anda dua
kali lipat. Tetapi jika Anda enggan, niscaya Anda akan memikul dosa
seluruh rakyat. Hai, Ahli kitab ! marilah kita bersatu dalam satu
kalimah (prinsip) yang sama diantara kita, yaitu supaya kita tidak
menyembah kecuali hanya kepada Allah, dan jangan mempersekutukan-Nya
dengan suatu apa pun. Dan janganlah sebagian kita menjadi yang lain
menjadi Tuhan selain daripada Allah. Apabila Anda enggan menurut ajakan
ini akuilah bahwa kami ini Muslim".
Kata
Abu Sofyan, "Selesai ia mengucapkan perkataannya dan membaca surat
itu, ruangan menjadi heboh dan hiruk pikuk; kami pun disuruh orang
keluar. Sampai diluar, aku berkata kepada kawan-kawan, "Sungguh menjadi
masalah besar urusan Anak Abu Kabsyah (Anak Abu Kabsyah, yakni nama
ejekan yang dipanggilkan orang kafir Mekkah kepada Nabi Muhammad.
Karena waktu kecil Nabi dipelihara oleh Halimah, yang suaminya bernama
Abu Kabsyah). Sehingga raja bangsa kulit kuning itu pun takut
kepadanya. Aku yakin, Muhammad pasti menang. Sehingga oleh karenanya
Allah memasukkan Islam ke dalam hatinku".
Ibnu
Nathur, pembesar negeri Ilia, sahabat Heraclius dan Uskup (Uskup,
kepala pendeta) Nasrani di Syam dan menceritakan, "Ketika
Heracliusdatang ke Ilia, ternyata pikirannya sedang kacau. Oleh karena
itu banyak di antara para pendeta yang berkata: "Kami sangat heran
melihat sikap Anda".
Selanjutnya
kata Ibnu Nathur, Heraclius adalah seorang ahli Nujum yang selalu
memperhatikan perjalanan bintang-bintang. Dia pernah menjawab pertanyaan
para pendeta yang bertanya kepadanya : Pada suatu malam ketika saya
mengamati perjalanan bintang-bintang, saya melihat Raja Khithan telah
lahir (Khithan, khitan, sunat, memotong ujung kulit (kulup) pada ujung
kemaluan laki-laki). Siapakah di antara umat ini yang telah dikhitan ?"
Jawab
para pendeta "Yang berkhitan itu hanyalah orang Yahudi. Janganlah Anda
risau karena orang Yahudi itu. Perintakan saja ke seluruh negeri dalam
kerajaan Anda, supaya orang-orang Yahudi di negeri iru dibunuh ".
Ketika
itu dihadapkan kepada Heraclius seorang utusan Raja Bani Ghassan untuk
menceritakan perihal Rasullah saw. Setelah orang itu selesai
bercerita, lalu Herclius memerintahkan agar dia diperiksa, apakah dia
berkhitan atau tidak. Setelah diperiksa, ternyata memang dia berkhitan,
Lalu diberitahukan orang kepada Heraclius.
Herclius bertanya kepada orang itu tentang orang-orang Arab lainnya, "Dikhitankah mereka atau tidak ?"
Jawabnya, "Orang-orang Arab itu dikhitan semuanya".
Heraclius berkata, "Inilah raja umat. Sesungguhnya dia telah lahir".
Kemudian
Heraclius berkirim surat kepada seorang sahabatnya di Roma ( Roma
sebuah kota tertua di Italia, yang sekarang menjadi ibikota negeri itu.
Dahulunya adalah ibikota kerajaan Rum Barat. Menurut riwayat, konon
kota itu didirikan oleh Romulus pada tahun 753 sebelum Masehi ) yang
ilmunya setaraf dengan Heraclius (menceritakan tentang kelahiran Nabi
Muhammad saw).
Dan
sementara itu ia meneruskan perjalanannya kenegeri Hims ( Sebuah kota
di Syam ). Tetapi sebelum dia sampai di Hims, balasan surat dari
sahabatnya itu telah tiba lebih dahulu. Sahabatnya itu menyetujui
pendapat Heraclius bahwa Muhammad telah Lahir dan beliau memang seorang
Nabi.
Heraclius
mengundang para pembesar Roma supaya datang ketempatnya di Hims.
Setelah semuanya hadir dalam majlisnya, Heraclius memrintahkan supaya
mengunci stiap pintu.
Kemudian
dia berkata, "Wahai, bangsa Rum ! Maukah Anda semua beroleh kemenangan
dan kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di
tangan kita ? Kalau mau, akuilah Muhammad itu sebagai Nabi !"
Mendengar
ucapan itu mereka lari bagaikan keledai liar, padahal semua pintu
telah terkunci. Melihat keadaan demikian, Heraclius jadi putus harapan
yang mereka akan iman (percaya kepada Nabi Muhammad saw). Lalu
diperintahkannya supaya mereka kembali ke tempat mereka masing-masing
seraya berkata, "Sesungguhnya saya mengucapkan perkataan saya tadi,
hanyalah sekedar menguji keteguhan hati Anda semua. Kini saya telah
melihat keteguhan itu".
Lalu mereka sujud dihadapan Heraclius dan mereka senang kepadanya.
Demikianlah akhir kisah Heraclius. (Shahih Bukhari 5)
Adapun ayat yang secara tegas menyatakan bahwa Rasulullah wajib mengikuti ajaran Nabi Ibrahim ada dalam surat An nahl 123 :
“kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad), ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif “
Dari
Abu Hurairah ra : “saya mendengar Rasulullah SAW bersabda fitrah itu
ada lima : khitan, mencukur bulu disekitar kemaluan, memotong kumis,
memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak”. (HR Bukhari – Muslim)
Riwayat
dari Utsman bin Kulaib bahwa kakeknya datang kepada Nabi
MuhammadSAW dan berkata: "Aku telah masuk Islam." Lalu
Nabi SAW bersabda: "Buanglah darimu rambut kekufuran dan berkhitanlah."
Kedua, riwayat dari Harb bin Ismail: "Siapa yang masuk Islam, maka
berkhitanlah walaupun sudah besar."
Nabi Muhammad Bersabda:
"Sesungguhnya
kulup (aqluf) dalam Islam tidak boleh ketinggalan untuk disunat,
melainkan harus berkhitan walaupun umur (seseorang) sudah 80 tahun."(HR.
al-baihaqi).
Setelah
sekian lama saya mencari-cari bukti ayatnya yang menyatakan bahwa nabi
muhammad itu sunat akhirnya telah berakhir sudah setelah pertanyaan
itu saya ajukan kesebuah forum yang memuat tentang Hadist.
Sekarang kita langsung saja melihat bukti ayatnya:
Dalam
hadits yang di muat di dalam kitab 'at tamhid limaa fi al muwaththa''
karya Abu 'Umar Yusuf bin Abdillah Al Qurthubi menerangkan,
عن ابن عباس "أن عبد المطلب ختن النبي صلى الله عليه وسلم يوم سابعه وجعل له مأدبة وسماه محمدا"
Artinya:
dari Ibnu Abbas;
bahwa
Abdul Muthtalib (kakek Nabi) mengkhitan Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam pada hari ke tujuh (kelahiran beliau) dan membuat jamuan makan
serta memberi nama dengan Muhammad."
Alhamdulillah..
Sekarang Kenapa dalam Al-Quran tidak ada perintah sunat? ...Benarkah?
Jawabannya ada yaitu perintah agar kita beriman kepada Rosul-rosul Allah.
Seperti yang kita Tahu, ajaran sunat adalah berasal dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim, Maka dalam Al-Quran pun dikatakan
Allah Berfirman:
"Dan
siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan,
dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayanganNya."(Qs. An Nisaa :125)
Allah berfirman:
"Dan
taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling
sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah)
dengan terang."(Qs.At Taghaabun :12)
Sunat sebenarnya adalah sebuah perjanjian yang kekal dan mengikat dari Tuhan Allah kepada Abraham/Ibrahim.
Sekarang kita lihat Perintah sunat secara langsungnya dalam Injil.
Allah Berfirman kepada Ibrahim(Abraham dalam injil):
(7)
Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu
turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi
Allahmu dan Allah keturunanmu.
(8)
Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kau
diami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan
menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah
mereka."
(9) Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
(10)
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku
dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus
disunat;
(11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
(12)
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap
laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu,
maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak
termasuk keturunanmu.
(13)
Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang
harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi
perjanjian yang kekal.
(14)
Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit
khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang
sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."(Kejadian 17:7-14)
Dari ayat diatas, maka saya berucap Alhamdulillah..
Beruntunglah
kita sebagai pengikut Rosulullah, sebagai keturunan (ajaran dari)
Ibrahim yang lurus yang telah menyuruh kita agar bersunat, sekarang
terbukti kitalah Hamba-hamba Allah yang benar dan tidak pula menjadi
orang-orang yang akan dilenyapkan karena kita bukanlah Orang yang
mengingkari janji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar